Oleh: Azzahratul Balqis
Sembilan belas sembilan delapan
rumah sehangat rumah
sentosa tercium di udara
senandung menghujam telinga
Dua ribu sebelas mereka berperi
siapa aku untuk melawan
dua kaki tak cukup untuk berdiri
lantai pula tak tega melukiskan
apa yang pernah sira saksikan
Dunia telah terbalik
rumah bukanlah lagi rumah
sejagat alam pun sepakat
semua pantas berpijak
kecuali beta
Isak senang, sedih, gusar
siapa yang tahu
lampu padam tak membuktikan satu hal
gabungan lembaran-lembaran menawan
serupa kawan semata wayang
Bungkam membatu tak lagi terpaksakan
aku tak bodoh untuk mengharap
tak ada pula yang perlu diharapkan
bagaimanapun…
Siapakah aku di hadapan tuhan?
lemah tak berdaya
binasa dicabik-cabik tak apa-apa
muak dengan mati rasa
Mungkin… kesempatanku telah karam
mungkin saja… hidupku telah khatam
-Kamis, 26 Agustus 2021
Source gambar: Pinterest