Opini

UJIAN LAGI?

Oleh: Ahda Nabila*

Semester enam seakan menggebuk tiap murid kelas XII tahun ini. Aku tidak akan berbohong kalau aku sudah “lost motivation” sejak semester enam dimulai. Bertahan di tengah pandemi dengan tidak meninggalkan kewajiban sekolah dibumbui dengan segala permasalahan yang terjadi di rumah cukup membuat lelah hati.

Sejak awal pengunguman USP-BKS pikiranku membayangkan kalau aku hanya mengerjakan seadanya. Toh, selama ini yang aku ketahui hanya semester satu sampai lima saja yang dibutuhkan untuk pendaftaran PTN. Lagipula nilai hanya sekadar nilai, tidak menggambarkan diriku yang sesungguhnya. Isi hati yang sangat jujur dari diri sendiri.

Tadi pagi, seluruh kelas XII mengikuti meeting melalui zoom. Kami diberi acuan mengenai ujian-ujian yang akan dihadapi. Ada USP-BKS, EHB-BKS dan juga SBMPTN. Kepalaku semakin berat melihat banyak ujian yang harus aku kerjakan di masa datang. Seakan aku sudah melihat aku yang gagal di masa depan. Terdengar berlebihan, tapi itu semua ada di pikiranku.

Mengingat gagal, bayangan ayah ketika menasihatiku datang lagi.


“Kamu selalu takut bahkan ketika kamu belum mencobanya. Padahal kamu belum tentu gagal, kamu sudah enggan memulai sesuatu. Berusaha dulu, apapun hasilnya, pasti kami dukung, yang menjadi nilai penting dalam hidup adalah ketika kamu berusaha, hasil akhir itu hanya hadiah” kira-kira seperti itu ucapan ayahku kalau dituliskan.

Tidak ada yang salah dari nasihat ayah. Tetap saja aku tidak bisa membohongi diri sendri yang masih lemas dengan apa yang akan datang. Aku memutuskan untuk me time. Menenangkan diri sambil sesekali bermain dengan kucing peliharaan.

Memang benar. Poin terpenting mempersiapkan ujian adalah belajarnya. Bukan, bukan nilainya. Tapi proses kita memahami tiap materi. Yang kita pelajari bisa saja tidak keluar ketika ujian nanti, tetapi materi itu bisa digunakan diri kita di masa depan. Seakan kita sedang menyiapkan amunisi untuk medan perang di masa depan.

Jika motivasi untuk menghadapi ujian adalah nilai tinggi, dan hal itu tidak mampu membuat belajar lebih rajin. Mungkin kita memerlukan motivasi yang lain. Seperti agar kita tidak kesusahan di masa depan, atau seperti mempercayai pepatah yang mengatakan kalau jodoh kita kelak akan sama kerja kerasnya seperti kita, atau belajar karena ingin mengambil hikmahnya. Memikirkan hal tersebut membuatku lebih tenang. Setidaknya sekian persen dalam diriku sudah menerima kalau akan ada ujian nanti.

Teruntuk teman-teman kelas XII-ku, kita baru mengenal satu tahun itupun secara virtual. Aku ingin mengatakan kalau kalian hebat. Di tengah hiruk pikuk pandemi kalian masih berusaha mengikuti segala kesibukan kelas XII. Sedikit lagi kita menyelesaikan last grade di SMA. Jangan takut dengan apa yang belum terjadi, kita sama-sama berjuang agar future kita lebih baik. Semangat Elfastco!

*Penulis merupakan siswa tingkat akhir SMA Khadijah

Gambar oleh F1 Digitals dari Pixabay

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *