Opini

Wali Sanga: Wah!

Oleh: Ayesha F.

Mengenal orang-orang & menjalin keakraban dengan mereka yang tidak kamu duga. Empat hari mayoritas waktu dihabiskan di dalam bus dengan orang yang sama. Walisanga!

Rentetan acara mulai dari hari pertama hingga hari terakhir semua berjalan dengan sangat epik (dengan sedikit kendala tentunya), itulah yang bisa aku ungkapkan.

Setiap sunan memiliki cerita dan ciri khasnya masing masing, untukku pribadi ada 2 sunan yang ingin aku ulang. Sunan Gunung Jati dan Sunan Muria. Untuk sunan muria tidak perlu ditanyakan lagi karena apa, tentu saja karena ojek racingnya.

Sunan Gunung Jati, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku ingin mengulang moment itu, tentu saja dengan atas dasar “penasaran”, banyak orang mewanti wanti tentang daerah Sunan Gunung Jati sehingga memunculkan pikiran negatif di beberapa anak termasuk aku. Suasana lingkungan yang unik dan tidak biasa membuat kita serasa masuk ke dunia lain. Mungkin karena perbedaan budaya dan bahasa menjadi pengaruh besar. Rasa penasaranku didasari dengan kata “kalau misal”, seperti “kalau misalkan orang tidak mewanti wanti kita apakah kita tetap akan mendapat perspektif negatif? Atau justru malah memunculkan perspektif baru?”.

Moment tidak terlupakan jatuh pada hari pertama, mulai dari bus 2 full sholawat hingga bus yang tiba tiba direnovasi dan menyebabkan huru hara penyaluran barang.

Full Tobat, kira kira itulah yang bisa menggambarkan suasana bus 2 di hari pertama. Tentu saja, membuat kami suntuk karena mendengarkan sholawat yang itu itu saja. Makasih loh pak shodiqin. 

Kami mendapatkan bus yang berbeda, yang seharusnya 2 – 2 kami malah mendapat 2 – 3 yang tentu saja tidak sesuai. Kami ditawarkan untuk menumpang di bus lain sementara waktu, dan mungkin beberapa dari kami harus masuk ke bus laki laki. Guru pendamping bus kami kalau tidak salah menolak opsi tersebut dan mengembalikan kepada anak anak. 

Anomali terjadi saat kami kembali dari sunan giri, bus kami tiba tiba menghilang! Wah, kepanikan sempat terjadi karena barang barang masih pada “nyangkut” disana. Tiba tiba kami dialihkan ke bus 1 dan anak anak bus 1 dialihkan ke mikrolet. Kasihan sekali mereka, terimakasih anak anak bus 1.

Bus kami mengalami renovasi kilat, dan kembali muncul di RM. WBL, diatas kursi benar benar bersih tidak ada barang! Sempat panik, namun salah satu teman menginfokan bahwa barang berada dibelakang. Agak bisa bernafas lega.

Aulia gunung pring, ziarah malam kedua setelah sunan gunung jati. Suasana yang dia berikan hampir sama tapi tidak sama, wanti wanti persiapan mental di keluarkan oleh koordinator masing masing kelas. Entah kenapa meskipun ziarah malam, disana masih memberikan setidaknya rasa aman untuk pergi setidaknya ber 2 dengan teman. Tidak seperti ziarah malam sebelumnya.

Dusun semilir, dusun tapi bukan dusun, bagaimana cara menjelaskannya. Ya gitulah pokoknya, beberapa dari kami ada yang menaiki prosotan warna warni yang iconic itu, aku? Huehue tentu saja tidak karena ketinggian adalah satu dari banyak musuh besarku. Banyak menghabiskan waktu dengan foto bersama, itung itung untuk kenang kenangan di masa depan.

Sunan Pandanaran, tangganya cukup menukik tapi masih dalam akal manusiawi, tapi apakah aku naik tangga? Ada teknologi bernama ojek. Jadi aku naik ojek huehue, turunnya tetap menggunakan teknologi ilahiah (sikil). Panasnya cukup membuat kulit terbakar, dapat membuat orang emosi. Tapi semua itu hilang ketika pak shodiq mentraktir dawet. 

Di hari terakhir, bus ku diperbolehkan menyalakan jedag jedug/musik bahkan sampai lampu diskonya. Hati anak anak penghuni bus tentu saja bahagia, kami menggunakan kesempatan itu untuk flashmob dan menceriakan hati kita. Kami sebut itu sebagai “closingan”, dibalik keceriaan itu ada musibah di bus lain. Semangat untuk bus itu,  terlihat bapak ibu guru pendamping sedang panik. Kami tentu bertanya tanya, “apa yang sedang terjadi?” Namun tidak akan ku ceritakan apa yang terjadi.

Ah, rasanya tidak rela perjalanan 4 hari ini harus berakhir. Agak gimana gitu huehue

(Sayang sekali tidak jadi ke sunan bonang padahal aku sudah rindu dengan becak resing)

badan remek | Kamar Tidur ~ sby, 21 desember 2022

*Penulis merupakan Ketua Turcham Media 2021

596 total views, 1 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *