Oleh: Najwa Rahma Fauzan
Yaelah, Yogya mah udah biasa. Orang-orang pasti sering ke sana. Paling juga cuma nyari oleh-oleh atau tempat foto estetik, kan? aku gak berharap lebih dan gak mengurangi harapanku. Tapi, ada yang beda dari pengalamanku. Singkatnya, kali ini aku rada apes.
H-2 perlengkapan sudah siap semua. Baju sudah di packing, ga perlu bawa barang berat kayak kamera, maka tas ga bakal berat. H-1 aku leha-leha sambil mikirin nasib novel yang tergeletak tiada semangat karena authornya yang kehabisan ide. D-Day, aku hampir telat. Udah biasa sih, soalnya emak-emak itu ribet! Tapi yang kali ini, nggak sampe telat untungnya. Sampai di bus, dikasih kotak kardus isinya makanan ringan, langsung ku makan. Terus? Ya, tidur lah.
Sampai di destinasi pertama yaitu tempat Batik. Feeling udah ga enak. Karena aku emang ga tau cara membatik. Bener aja dong. Ketetesan banyak. Udah gitu gak mau nembus. Kan, kesel. Temen-temenku udah mau selesai, tinggal mewarnai. Tapi, aku baru setengah. Dengan kekuatan bodo amat, aku secepat kilat ngerjain sampe ketetesan di tangan. Dan hasil akhirnya… hampir semua bagian kuwarnai merah. Hadeh!
Akhirnya, kita lanjut ke destinasi kedua yaitu, Studio Alam Gamplong. Setelah kucari tau di internet, Studio Alam Gamplong adalah tempat syuting Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Kisahnya menarik, pun sama dengan studionya. Semuanya tampak realistis. Berasa lagi time traveler ke tahun 90an deh. Puas foto-foto disana, lanjut bengong di bus.
Mungkin sekitar jam 8, kami baru sampai hotel. Sampai di hotel pun aku nggak langsung tidur. Cek kondisi kamar dulu, dan ternyata aman. Sempet khawatir aja, soalnya beberapa kamar ada yang ketemu sama kecoak. Ada juga beberapa anak yang pergi ke Malioboro. Tapi hari ini aku capek dan malas menggerakkan kaki setelah bertemu dengan kasur dan makan pop mie. Akhirnya, ya tidur tapi jam 10.
Besoknya, alarmku dan alarm temanku berbunyi keras di jam 3 pagi. Yap, sengaja. Tapi langsung ku matikan. Buat apa setting alarm sepagi itu? salat tahajud, bro! Walau di rumah ga pernah sholat tahajud saking molornya, yang penting sholat tahajud karena udah bangun jam segitu. Untungnya aku udah nyiapin perlengkapan dan baju ganti apa yang bakal dipakai di hari kedua ini. Jadi sisanya tinggal bengong lagi, deh.
Eits, baju ganti? emang mau ke mana? destinasi pertama di hari kedua adalah Merapi Tour pakai Jeep!. Singkat aja, ternyata seru banget! dan aku juga jadi belajar, bagaimana perkembangan erupsi hingga meledaknya gunung merapi. Pokoknya di sana itu, kita bersenang-senang sekaligus belajar banyak hal, terutama mengenai gunung merapi.
Lanjut ke destinasi kedua, yaitu Obelix Village. Walah, sampai di sana ternyata sudah mendung. Gapapa deh, paling juga hujannya ga lama. Diluar dugaan, ternyata tempatnya aesthetic banget? Sayang, aku meminimalkan kemana aku pergi karena takut kehujanan nantinya. Habis tukar kado dan foto-foto ria, aku dengan dua teman sekamarku pergi ke cafe yang gak jauh dari tempat tukar kado. Di sana aku pesen kopi susu. Enak kan, menikmati hujan sambil minum kopi susu. Aku dan dua temanku juga membuka kado kecuali kadoku! yang bener aja? seniat itu sampe ngasih bubblewrap. Mana ga ada gunting. Jadilah cuma kadoku yang di unboxing di hotel.
Bagian apesnya di mana? setelah duduk di kursi bus! baru juga duduk, rasanya kayak lemes dan pengen muntah. Tapi kutahan-tahan aja sih, soalnya ga enak sama yang lain. Ketika yang lain kagum sama gedung UGM, aku kagum karena ga muntah di bis. Padahal, aku udah ngerencanain pergi ke Malioboro sama beberapa temenku.
Sampai di rumah makan, kuambil sedikit nasi dan hanya ku makan satu tempe. Maaf, ayam bakar yang katanya anak-anak enak tapi aku ga bisa makan karena takut muntah😢🙏. Makan pun pelan. Kayak siput jadinya. Serba pelan. Tapi yang terpenting, ada yang habis. Ternyata, ada perubahan sedikit pada jadwal. Kita pergi ke bakpia kukus. Haduh! Bener-bener sial, karena perutku gak mau diajak kerjasama dan akhirnya aku tetep di bus sambil nahan muntah. Untungnya, temenku baik karena mau nitipin bakpia kukus keju 1 kotak buatku😋.
Sampai di hotel, lah? kok baikan ya? kayak, enteng gitu rasanya setelah keluar dari bus. Apa jangan-jangan aku mabuk bus? Tapi tetep aja, aku takut perutku gak enak waktu perjalanan ke Malioboro. Jadi, aku menetap di kamar hotel sama dua temenku dan tidur lebih awal.
Besoknya, hm.. aku bangun jam 2 pagi. Sedikit lebih awal dari alarmku, jadi langsung ku matikan terlebih dulu agar ketika aku mandi, suaranya gak berisik sampe ke kamar sebelah. Yap, ini hari ketiga. Meski tadi malam udah packing, tetap ada beberapa hal yang harus dicek dan packing ulang. Lalu hari ini, Yogyakarta terguyur hujan lebih sering. Dari setelah salat subuh hingga masuk bis, hujannya belum berhenti.
Lalu, kami ke tempat oleh-oleh yang lumayan padat. Bakpia Pathok 25. Berhasil bawa 4 kotak pun aku sudah bersyukur. Karena aku hampir sesak napas gara-gara diserobot! kejadian yang lalu biarlah berlalu, jadi ga akan ku ungkit terus.
Sebelumnya, di jadwal kita ke pantai Drini. Tapi, hujan justru lebih lebat ketika sampai dan akhirnya balik ke rumah makan. Alhamdulillah, selama perjalanan setelah rumah makan menuju Surabaya itu baik-baik saja. Tidak ada barang yang ketinggalan dan perut nggak rewel lagi setelah aku pindah duduk ke depan.
That’s all.
–Penulis merupakan siswi kelas X-6 yang kebanyakan bikin novel
390 total views, 3 views today