Kisah

Sepeda, Nasi Kuning, dan Pohon Palem

Oleh: Arin Lutfiyanti

Masa lalu ialah masa dimana kita telah melewati hal tersebut, dari masa lalu kita mendapatkan banyak pengalaman. Dari masa lalu yang memalukan tetapi sangat mengesankan bagiku. Dulu ketika aku SD, bersepeda adalah aktivitas yang paling aku gemari. Begitu duduk di atas sadel dan mulai mengayuh, aku seolah merasa menjadi orang yang paling bahagia sedunia.

Pada saat aku menginjak kelas 4 SD aku pernah terjatuh dari sepeda, tetapi jatuh dari sepeda dengan tidak wajar. Pada saat kelas 4 SD aku masuk sekolah pada siang hari dan pulang di sore hari, rutinitas pagiku sebelum berangkat sekolah aku membeli sarapan nasi kuning di pasar dekat rumahku. Pada saat berangkat menuju pasar untuk membeli sarapan berjalan dengan lancar mengayuh sepeda dengan semangat. 

Setelah aku membeli nasi kuning itu aku pulang ke rumah untuk sarapan pagi. Entah mengapa pada saat menuju pulang ke rumah itu aku memikirkan hal yang konyol, aku mencoba mengayuh sepeda dengan mata tertutup dan diawal percobaan ternyata aku bisa melakukan itu. Aku mencoba melakukan hal konyol itu lagi, setelah beberapa detik aku memejamkan mata dan membuka mataku ternyata di depan ku ada pohon palem dan “Brukkkk…” aku menabrak pohon palem tersebut dan terjatuh dari sepeda. Tidak hanya aku yang terjatuh tetapi sebungkus nasi kuning yang aku beli tadi juga ikut terjatuh di tanah. 

Aku sangat shock sekali dengan apa telah terjadi padaku. Lokasi jatuh yang sebenarnya sangat dekat dari rumah, aku menangis karena tidak bisa bangun. Tiba-tiba muncul tetanggaku datang menolong dan aku diantar pulang, bersyukur tidak ada luka yang parah ketika itu.

Sesampai di rumah dengan keadaan dengkulku yang berdarah dan aku tidak membawa sebungkus nasi kuning itu pulang ke rumah, aku ditanya oleh mamaku. “Kenapa dengkulmu berdarah?” lalu aku menjawab “Aku jatuh dari sepeda menabrak pohon palem dan sebungkus nasi kuning itu juga jatuh di tanah”.

Setelah mendengar ceritaku tadi mamaku langsung bergegas mengobatiku menggunakan obat merah. Semenjak hari itu aku sudah tidak ingin mencoba hal yang konyol lagi. Walaupun hal itu konyol tetapi sangat berkesan bagiku karena ada kenangan di balik bersepeda.

Arin Lutfiyanti – S1| Meratapi banyaknya tugas sekolah | Sidoarjo, 30/08/21

Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay

409 total views, 2 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *