Jelajah

UYCC: Wadah Inspirasi Seniman Muda Indonesia di Titik Kota Surabaya

Pengulas: Rhea Fairuz

Unicorn Young Collectors Club (UYCC) salah satu art exhibition di kota Surabaya. UYCC Art Gallery adalah galeri lukisan yang terlahir di Surabaya melalui potensi-potensi seniman muda Indonesia. Sebuah tempat wisata dengan spot foto menarik untuk pecinta seni.

Daripada penasaran, tanpa berlama-lama lagi aku pun mengunjungi tempat ini!

Art Gallery yang berada di kawasan strategis kota Surabaya tepatnya di Jl. Embong Tanjung 46 – 48 Surabaya (The Win Hotel Lt. 2 entrance from Lt. 1) ini sangat  memanjakan mata.

Untuk dapat menikmatinya, dibutuhkan biaya berkisaran Rp 50-120 Rb agar bisa menikmati seluruh destinasi di dalamnya. Pilihan 120 ribu sudah lengkap dengan tiket wahana seni masuk sepuasnya. FREE All You Can Eat, FREE Fun Art Workshop, FREE Gallery Tour, FREE Photobox, FREE Art Merchandise. Tapi karena promo AYCE sudah berakhir, jadi aku memesan tiket tanpa paket tersebut.

Jenis seni yang dipamerkan ada 6 macam:

  • Pertama adalah “Hacking my Hand Nani Nanur” yang berangkat dari konsep makanan tradisional Palestina: “Maqluba” yang memiliki arti “terbalik atau dibalik“. Karya ini disajikan untuk meretas mind space pengunjung melalui rekayasa pengalaman langsung merasakan sensasi tekstur puing-puing reruntuhan beton. Warna-warna cerah ada di dalam karya ini menyimbolkan pemikiran kita yang sedang dibungkam dengan kenyamanan yang manis. Karya ini ingin menyadarkan kita sebagai bagian dari penduduk dunia yang harus terhubung untuk saling membebaskan. Waaahh.. Menyentuh hati banget ya ternyata.
  • Karya kedua adalah “Gusti Ketut Akit Rhandu Fahmitna Dewa” Kentungan alat komunikasi tertua di Indonesia, menyuarakan kebebasan dan mendengarkan kemerdekaan sebagai sesuatu yang diperjuangkan tidak sendiri, melainkan bersama. Objek utama karya ini, yaitu batang pohon dan akarya yang kokoh, mewakili pusat atau titik temu komunitas untuk mengumpulkan kekuatan massa secara tegas demi tegaknya kebebasan bersuara dengan hak yang rata.
  • Karya ketiga adalah “Catur Agung Ruang kebebasan” Bagaikan koin yang memiliki dua sisi, karya ini juga memiliki sisi depan dan sisi belakang. Terinspirasi dari burung-burung yang terbang bebas di langit, sisi depan menggambarkan kebebasan individu sebagai tujuan yang dicari dalam perjuangan dan perjalanan hidup manusia. Sebaliknya, sisi belakang menyuguhkan sudut pandang ketika seseorang tenggelam di dalam lautan yang kelam. Sedangkan lapisan-lapisan yang menekankan kedalaman ruang merepresentasikan berbagai layer kehidupan.
  • Karya keempat adalah “Iwan Sri Hartoko, Bersulang untuk para petarung” Terinspirasi dari tradisi bersulang (toast) di setiap negara yang memiliki nilai budaya dan etika masing-masing di dalamnya. Mulanya, di Yunani abad ke-6 budaya ini dilakukan untuk meredam situasi politik. Cara bersulang ini meyakinkan bahwa wine yang disajikan tidak beracun. Karya ini kemudian membawa kita dalam artian bahwa peperangan yang baik dan hebat adalah perang yang dilakukan dengan anggun dan beretika. Bertarung dengan yang sama kuat, imbang dalam kekuatan, bukan menyerang yang lemah.
  • Karya kelima adalah “Ramadhan Arif, Adrenaline of Legacy” Kisah tragis Qabil dan Habil (Kain dan Habel) menyoroti awal mula konflik antar manusia. Dari kisah tersebut, kita dapat merefleksikan bahwa konflik yang terjadi selalu berpusat pada manusia, hingga kematian menjadi suguhan harian tentang kisah hidup orang lain. Oleh karena itu, seni harus digunakan sebagai alat untuk memahami sifat manusia dalam mengekspresikan emosi untuk mengungkapkan makna yang lebih dalam, membangun fondasi empati antara ego dan jiwa.
  • Memasuki karya keenam yakni karya yang terakhir adalah “Ritadwika Urup” Karya ini berangkat untuk merespon bagaimana setiap manusia yang hakikatnya terlahir sebagai individu yang memiliki hak kebebasan justru malah kesulitan untuk bebas karena karena terikat oleh aturan, norma sosial dan kekuasaan. Konsep tersebut kemudian divisualkan dengan sculpture bagian kepala manusia dengan ekspresi ketakutan dan bagaimana bola-bola yang tergantung menyimbolkan jiwa-jiwa yang terkekang oleh kondisi sosial, aturan, norma dan kekuasaan.

Waah indahnya karya seni yang memiliki makna dan tujuan yang bersejarah. Karya seni yang pantas diacungi jempol karena sangat indah dan menarik. Hal wajib bagi pengunjung untuk berswafoto disini, ya meskipun saya mati gaya hahaha. 

Banyak alasan kenapa orang surabaya wajib banget kesini, yang pertama adalah karena karya seninya cantik cantik dan yang kedua adalah harga yang relatif murah, oh iya kalau kita ke UYCC yang kedua kalinya sudah tidak dikenakan tarif masuk lagi cukup dengan registrasi ulang saja. Bagaimana? Cukup menarik kan! 

Bagi kalian yang tertarik dengan karya seni atau ingin melihat pameran yang indah jangan lupa mampir ke UYCC event pameran tersebut hanya sampai 30 juni looh!! ayo sebelum ketinggalan. Art is a universal language that can be understood across cultures and backgrounds.

909 total views, 3 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *