Turcham.com – Sebagai warga Kota Surabaya, tentunya sudah tidak asing dengan nama Persebaya. Ya, Persatuan Sepak Bola Surabaya selaku tim sepak bola kebanggaan kota kita tercinta ini sudah menorehkan banyak prestasi hebat sejak dibentuk. Di samping itu, mereka pun juga melahirkan generasi-generasi pemain sepak bola baru yang siap membanggakan kota melalui Persebaya Junior dengan rentang usia tertentu untuk dilatih secara maksimal.
Mochammad Widi Syarief Hidayatullah adalah salah satu anggotanya. Tergabung secara resmi menjadi keluarga Persebaya Junior tentu bukanlah hal yang mudah diraih. Banyak hal yang harus dilewati, termasuk mengorbankan banyak waktu serta tenaga demi berlatih untuk memantaskan diri. Mengucap syukur, semua usahanya pun tidak berkhianat.
Alumni SMA Khadijah Surabaya tahun 2020 ini sudah gemar dan tertarik dengan dunia sepak bola sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak dan mulai bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) saat kelas 2 SD. Menjadi anak Surabaya sejak lahir membuatnya ingin meraih prestasi-prestasi keren nan menakjubkan di bawah bayang Persebaya untuk mewakili kota Pahlawan.
Pemuda kelahiran 31 Juli 2003 yang akrab disapa Widi ini akhirnya mulai meniti karir dengan mendaftar Persebaya Junior. Dia menceritakan bahwa seleksinya memiliki beberapa tahap dan berlangsung sekitar 1 minggu. Latihan yang tiada henti kerap kali membuat Widi harus meninggalkan pembelajaran di sekolah demi berlatih mempersiapkan diri. Dia mengaku bahwa guru piket pun sampai hafal dengan kebiasaannya yang terlalu sering izin karena dituntut untuk latihan sebanyak 2-3 kali sehari, tapi tetap tidak lupa untuk menjaga kesehatan juga dengan melengkapi nutrisi yang dibutuhkan agar tidak terjadi overtraining. Usahanya pun terbayar, Widi sukses bergabung dengan Persebaya Junior di usia 15 tahun sebagai gelandang (MDF) dan streker (CF) di lapangan. Karena memiliki multi posisi atau posisi ganda, kesulitan pun turut hadir menyertai. Namun, sebagai pemain harus bisa memiliki solusi atas permasalahan yang ada.
Di tengah jadwal latihan yang padat, tentu kewajiban untuk menuntut ilmu masih Widi jalani. Kakak yang satu ini berhasil menjadi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ilmu Olahraga, Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Dia bersyukur diterima di jurusan ini karena prestasi para atletnya sangat diperhatikan. Triknya dalam menjalani kehidupan karir sepak bola dan kuliah yang sama sibuknya adalah tidak memikirkan semua hal bersamaan, karena dapat menjenuhkan pikiran hingga menyebabkan stress Jadi, dibawa enjoy saja, prinsipnya.
“Harapan saya ke depannya sih, pengen banget bermain di luar negeri, tapi dapet Liga 1 atau 2 aja udah bersyukur banget,” ucapnya kepada redaksi saat ditanyai tentang karir impiannya. Selain itu, Widi pun turut memberikan pesan bagi teman-teman yang juga sedang menekuni passion di bidang bola kaki ini untuk rajin latihan saja, diimbangi dengan menyelesaikan tugas-tugas bagi yang masih sekolah, serta menjaga attitude. “Kalau nilai akademikmu minim tapi attitude-mu baik, guru pasti kasih nilai plus kok. Apalagi kalau ada prestasi, yang penting semangat!” (nay)