Cerpen

Pikirkan Masa Depan Bangsamu

Oleh: Sazkyah Naurah El Farah

Pagi ini sungguh segar dan hujan telah mengguyur bumi tadi malam. Udara sejuk menyambut pagi ini dengan matahari yang hangat. Ku siapkan buku-bukuku untuk pergi bersekolah di hari senin ini.

“Bunda aku berangkat dulu ke sekolah ya,” pamitku sembari mencium punggung tangannya.

“Iya sayang, berhati-hatilah di jalan!” aku-pun mengangguk dan pergi meninggalkan kediamanku.

Di Perjalanan aku memandangi banner-banner Paslon Presiden dan Caleg yang ada di seberang jalan. Menurutku, itu semua cukup mengotori lingkungan sekitar, apa lagi nanti setelah selesai pemilu sampah-sampah banner akan di buang kemana? entahlah, pasti itu akan menjadi limbah sampah yang menumpuk dan tak dapat diurai dengan cepat. akupun kembali fokus ke perjalananku ke sekolah.

Sesampainya dikelas, aku mendapati teman-temanku sedang berkumpul bersama, entah mereka membicarakan apa, dan akupun bergabung bersama.

“Pagi teman-teman,” sapaku kala itu.

“Pagi em, sini duduk!” akupun mengikuti apa katanya.

“Emily kamu udah tentuin besok rabu bakal coblos siapa?” tanya dari salah satu temanku. Aku menghadap ke sumber suara.

“Entahlah, bahkan aku nggak tau mau coblos siapa, I mean mungkin aku akan golput?” jawabku dengan santai.

“kenapa?” tanya zahra kebingungan. “Padahal dari paslon-paslon yang ada saat ini mereka cukup menarik loh? masa kamu ga coblos sih?” sambungnya.

“Dan gagasan mereka beberapa juga cukup bagus, lagian kan juga ini buat negara kita sendiri,” sahut salah satu temanku jordan.

Aku-pun mengangguk pelan “Yaa aku tau itu, tetapi kita terhitung masih muda loh? dan sejauh ini dari paslon-paslon yang ada banyak banget minusnya, mulai dari pembangunan mereka yang gagal, terus ada yang terkena kasus HAM tahun 1997-1998, dan ada juga yang disetir sama partainya, itu semua jadi bikin males buat milih salah satu dari mereka.” jelasku.

“Okey, kamu nggak salah sih kalau semua dari 3 paslon itu banyak kurangnya, tapi ya namanya manusia pasti ada aja kurangnya, iya kan? ditambah lagi suara dari pemuda kayak kita juga termasuk penting loh em buat bangsa kita, ya kali kita diam aja?” jawab jordan.

Zahra merangkul pundakku, “Bener banget kata jordan em, golput juga bukan jalan satu-satunya, lebih baik kita memilih dari ketiga paslon itu! mencari yang sekiranya kekurangan mereka lebih sedikit dari pada yang lain.” ucap zahra padaku.

Aku-pun berfikir sejenak, memang benar apa yang Zahra dan Jordan katakan, setidaknya aku ikut memilih untuk masa depan bangsa ini, tidak mungkin juga negaraku tidak memiliki pemimpin, kan? aku tidak bisa membayangkan jika negara ini tidak memiliki pemimpin.

“Hem.. kalian benar, aku memang harus memilih salah satu dari mereka!” seruku.

“Ya benar! tak ada salahnya juga anak muda seperti kita untuk memilih sesuai dengan pilihan kita, ya kau tahulah sekarang banyak sekali suap untuk kampanye mereka menang,” Kata shofia yang tiba-tiba muncul di sampingku.

Aku dan teman-temanku terkejut atas kehadiran Shofi

“Kaget! tiba-tiba muncul kayak hantu,” ucap Zahra terkejut, aku hanya tertawa melihat aksi mereka.

“Ya sudahlah, yang terpenting pilihlah sesuai keyakinan kalian dan jangan golput!!” sambung Jordan. Aku mengangguk, begitupun Shofi dan Zahra.

“BETULL!! udah ah, udah jam masuk nih, duduk di bangku kalian masing!! bentar lagi Bu Suti masuk” seru zahra bersemangat. Kami-pun duduk di bangku kami masing-masing sembari menunggu Bu Suti.

Aku mulai merenung, memang seharusnya aku memilih siapa yang akan pantas menjadi Presiden di negaraku dan memang dari mereka semua memiliki kekurangan masing-masing, tapi setidaknya dari calon-calon tersebut pasti memiliki kekurangan yang lebih sedikit ataupun kelebihan yang lebih banyak dengan gagasan-gagasan mereka yang mungkin akan ter-realisasikan, tidak hanya omong kosong semata.

Dari semua ini, “Tidak ada kata terlambat untuk memilih dari pada tidak memilih sama sekali dan kita sebagai pemuda harus bisa memilih secara cerdas siapa yang pantas menjadi pemimpin dari bangsa kita karena itu juga salah satu simbol bahwa kita cinta bangsa kita.”

-penulis merupakan salah satu siswi SMA Khadijah yang duduk dibangku kelas XI-5

Source pict: pinterest

381 total views, 6 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *