Opini

Debar-Debar Sambut Ujian Tatap Muka Perdana, Wajarkah?

Angkatan korona. Begitulah sebutan yang disematkan pada angkatan kami. Sebab, kami dinyatakan lulus dari bangku SMP tepat ketika virus korona mewabah. Masa SMA yang katanya sangat menyenangkan itu, belum bisa kami rasakan begitu menginjak tahun ajaran baru.

Naila Rahmah Tsabita

Seragam abu-abu putih yang telah disetrika rapi pun ujung-ujungnya teronggok lama di lemari. Pandemi sangat membatasi ruang gerak semua orang, termasuk pelajar. Setelah satu tahun penuh bergelut dengan sekolah virtual, akhirnya aku bisa merasakan bangku sekolah di tahun kedua SMA.

Terbiasa dengan pembelajaran melalui layar virtual, sekolah offline sedikit memerlukan penyesuaian bagiku. Dari kebiasaan pagi yang biasanya aku baru bangun pukul 07.00 dengan muka kusut dan tentunya belum tersentuh air, hingga harus bangun sebelum pukul 05.00 karena tidak mau namaku tercatat di kertas milik Pak Hadi.

Selain itu, atribut dan seragam juga harus sangat kuperhatikan, karena, salah-salah namaku juga bisa tercatat di daftar milik osis. Tapi, dari sekian banyak penyesuaian, sekolah offline adalah salah satu hal baik yang terjadi di tahun 2022. Setelah satu tahun lebih, akhirnya aku bisa tau dan hafal nama teman-teman sekelas. Pun tidak lagi khawatir penyesalan karena masa SMA yang lempeng-lempeng saja. Yah walaupun aku sudah melewatkan satu tahun yang menyenangkan dengan menatap layar laptop sih. Tapi segalanya harus disyukuri, kan?

Penilaian Akhir Tahun (PAT) ini telah menjadi momok mimpi burukku belakangan ini. Sebut aku lebay, tapi begitulah yang terjadi. Aku sangat gelisah karena sudah lupa rasanya mengerjakan ujian dengan dua orang yang mengawasi setiap gerak-gerikku. Membayangkannya saja membuat nafsu makanku naik berlipat ganda, hehe. PAT kali ini menjadi ujian perdanaku di SMA yang dilangsungkan secara offline, karena itu aku gugup sekali. Mungkin gugup dua kali atau beribu kali. Ah, ini agak lebay sih.

Namun, dari berbagai kegelisahan yang muncul, aku merasa ujian kali ini menjadi ajang pertaruhan untukku. Apakah sekolah online atau offline ada pengaruhnya dengan nilaiku? Karena selama ini aku selalu mengeluhkan sekolah online yang tidak efektif, karena itu aku ingin membuktikan secara langsung di ujian ini. Jika memang nilaiku tidak terpengaruh, yah aku akan menarik kesimpulan bahwa masalahnya ada di diriku sendiri. (Bermain Twitter 24 jam sepertinya cukup berpengaruh dengan deretan angka di raporku….)

Aku berharap, semoga ujian kali ini membawa hal baik untukku ataupun kalian. Dan semoga kita tidak lagi merasakan ujian dengan kamera zoom yang harus menyala dan bergelut dengan provider wifi yang bikin kepala serasa meledak. Pyaar!!

Di meja belajar
21/5
Ditulis dengan laptop yang patah.

*Penulis merupakan siswi kelas XI IPA 2 yang menjabat sebagai Ketua MPK SMA Khadijah

457 total views, 1 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *