Oleh: AF
“Bus bus apa yang bikin keringetan? Buset, pengumuman SNBP” kira kira begitulah kata salah satu teman saya.
Tidak ada yang menyangka, bahkan kucing kecil yang biasanya bertengger di depan ruang seni tak akan menyangka.
Menjadi makanan sehari hari mendengar “berapa hari lagi?” sehingga makanan yang sesungguhnya terasa hambar. Berapa banyak orang yang bilang saya seperti orang linglung pada detik detik pengumuman SNBP, mendengar teman saya mengeluh senep bahkan gejala masuk angin.
Pikir saya saat itu “memang bisa ya sampe kayak gitu?” Sampai akhirnya saya merasakan sendiri pada satu jam sebelum pengumuman. Bahkan satu jam sebelumnya bukan hanya senep tapi juga ingin muntah.
Mari saya ajak kalian ke pagi hari sebelum pengumuman, saat itu saya dan teman teman berkumpul di gazebo, seperti biasa berbincang santai meskipun kadang saya tak paham apa yang mereka bicarakan huehue. Banyak dari teman teman saya yang eligible sudah mencari template JJ untuk digunakan pada sore hari mengumumkan hasil SNBP mereka.
Apakah saya mencari juga? Oh jelas, benar sekali. Bahkan saya sudah menyiapkan segudang template.
Saya ingat sekali ketika konsultasi jurusan untuk SNBP di LBB. Ketika tentor saya menyarankan untuk ganti kampus atau ganti jurusan, saya bersikukuh tidak mau bahkan mendeklarasikan “Sastra Indonesia UNESA di hati”, tapi jika ditanya pada saat itu apakah saya ketar ketir? Oh tentu saja saya agak sedikit ketar ketir.
Pada awalnya saya tidak berniat mendaftar di calon kampus yang sekarang, justru awalnya saya mengincar institut yang jauh di Surakarta sana. Bahkan saya sampai meminta wejangan Pak Yusuf tentang institut tersebut.
Pertanyaan pertama yang beliau lontarkan adalah “gimana orang tua mu?” Pertanyaan itu cukup membuat saya berpikir, namun obsesi.
Saya pada saat itu mengaburkan pikiran saya, 8 Desember mengubah pola pikir saya hampir total. Talkshow sebuah kampus membuat saya berpikir kira kira begini “sepertinya mendaftar kampus di Surabaya kesempatan keterimanya lebih besar daripada salah satu Institut yang di Surakarta”.
Dari situ saya memutuskan “Oke saya akan berkuliah di Surabaya saja”. Banyak orang yang terkejut atas keputusan saya. Bahkan ibu saya sendiri terkejut, karena menurut beberapa orang saya ini susah dibilangi, baru mau berubah ketika mendapat pencerahan.
Saya bingung ketika nama saya masuk dalam nominasi siswa eligible karena ada dua teman yang memutuskan untuk mundur, pertama saya bingung karena “kok bisa?”
Kedua saya bingung sertifikat saya baru dua saja pada saat itu. Saya kesana kemari mencari sertifikat, lalu saya konseling konselingan dengan beliau. Dengan nada marah marah khas beliau, sebut saja Pak Shodiq.
Beliau menyarakan untuk ikut UKBI yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa KEMENDIKBUDRISTEK. Terimakasih Pak Shodiqin.
Tak lupa saya konseling beneran dengan guru BK saya, Bu Luluk Zakiyah. Beliau selalu menekankan bahwa mantap dalam memilih jurusan, apakah saya mantap? Oh jelas, gundah. Ada salah satu kalimat beliau yang saya ingat “was was datang setelah mantap. maka mantapkanlah hatimu” kira kira begitu kata Bu Luluk. Mulai dari situ saya berusaha memantapkan jurusan yang saya pilih.
Mari kita kembali lagi pada saat hari H pengumuman lebih tepatnya 5 menit sebelum pengumuman. Posisi saya pada saat itu masih di sekolah bersama teman saya dan Bu Luluk di ruang BK. Setelah salat ashar saya belum berniat membuka pengumuman karena takut tentu saja, sembari mendengar Bu Luluk mendapat pengumuman beberapa anak anak yang lolos, rasa dag dig dug memenuhi hati saya.
Ting
Suara notifikasi HP saya memecah rasa dag dig dug saya, ternyata pesan itu berasal dari grup keluarga saya. Tanpa ragu saya buka karena saya pikir hanya pesan biasa, betapa terkejutnya saya ternyata pesan itu tentang pengumuman SNBP.
Belum saya buka gambarnya namun nampak jelas bahwa gambar tersebut ada biru birunya. Langsung saya buru buru download gambar itu dan JENG JENG saya keterima di kampus yang saya inginkan dengan jurusan yang saya inginkan.
Tentu pertama saya menangis tapi sebentar saja. Kali ini saya paham, yang dimaksud dengan jalur ini isinya cuma nangis, nangis senang atau nangis sedih, sekarang saya paham.
Untuk teman teman saya, semangat dalam menghadapi UTBK. Semoga menjadi hasil yang terbaik, ingat kata pepatah “banyak jalan menuju Roma“.
Surabaya, 31 maret 2023
ngewibu
*Penulis merupakan Ketua Turcham Media 2021
1,770 total views, 3 views today